Thursday, 15 December 2016

Materi sejarah Indo PERKEMBANGAN PENJAJAHAN BANGSA BARAT DI INDONESIA


BAB I
PERKEMBANGAN PENJAJAHAN BANGSA BARAT DI INDONESIA

A.  Perubahan dan Keberlanjutan dalam Peristiwa Sejarah dari Masa Penjajahan Asing sampai Prokamasi Kemerdekaan

Dalam sejarah dikenal adanya konsep perubahan dan keberlanjutan. Sejarah merupakan gambaran tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Mempelajari sejarah berarti melihat gambaran nyata tentang perjalanan kehidupan manusia. Gambaran nyata tersebut menunjukkan adanya suatu perubahan sebagai hasil aktivitas sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. dengan belajar sejarah dapat terlihat kaitan antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Sebagai contoh dalam sejarah bangsa Indonesia akan terlihat perubahan sebagai hasil perjuangan pendahulu dan adanya kesinambungan yang terus menerus.
Ketika bangsa-bangsa Barat dating lalu berkuasa di Indonesia, terjadi perubahan pada kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan dalam bidang politik yang terjadi misalnya adalah para penguasa pribumi memiliki kedudukan di bawah penguasa asing. Rakyat juga harus tunduk terhadap peraturan yang diterapkan oleh penguasa asing.
Arti kesinambungan adalah dalam mempelajarai sejarah kita harus menyadari bahwa ragkaian peristiwa sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang merupakan peristiwa-peristiwa yang berkelanjutan. Kehidupan manusia sekarang ini merupakan mata rantai tidak terpisahkan dari kehidupan manusia generasi sebelumnya dan generasi yang akan dating. Oleh karena hal itu maka setiap peristiwa yang terjadi tidaklah berdiri sendiri dan tidak terpisah dari peristiwa yang mendahului dan akan memunculkan peristiwa baru.


B.  Proses Masuk dan Berkembangnya Penjajahan Bangsa Barat di Indonesia
1.  Faktor Pendukung Perjalanan Bangsa Barat ke Indonesia mencari Rempah-rempah
a.  Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Ustmani tahun 1453, mengingat bahwa kota Konstantinopel adalah pusat perdagangan dunia sehingga perdagangan dengan dunia timur tersendat.
b.  Harga rempah-rempah yang melambung tinggi, karena pelaut Eropa harus terhalang untuk berdagang di Laut Tengah dan sulit mendapatkan rempah-rempah. Sehingga harus melakukan pelayaran untuk mencari sendiri daerah penghasil rempah-rempah.
c.   Motivasi untuk mencari dunia baru (mencari rempah-rempah).
d.  Semangat Reconquesta (semangat balas dendam dengan merebut kembali daerah-daerah yang telah dikuasai Islam. Misalnya pada tahun 1492, bangsa Spanyol di bawah Ratu Siabella dari Aragon berkaul untuk merebut benteng Islam terakhir di Kota Granada)
e.  Semangat 3G (Gold, Glory, Gospel) yaitu faktor ekonomi, petualangan dan agama.
f.    Didukung adanya teori Heliosentris yang diprakarsai oleh Copernicus. Teori tersebut mengatakan bahwa matahari sebagai pusat tatasurya, bumi berotasi mengitari matahari.
g.  Didukung kemajuan IPTEK, ditemukan alat-alat navigasi seperti kompas dan peta.
2.  Bangsa-bangsa Eropa yang melakukan pelayaran menuju Kepulauan Nusantara:
a.  Spanyol
1)   Christopher Columbus
Pelayaran dan penjelajahan samudara dalam mencari daerah baru dan rempah-rempah dipelopori oleh bangsa Spanyol. Orang Spanyol yang pertama kali melakukan pelayaran tersebut adalah Christhoper Columbus. Pelayaran Columbus didukung fasilitas oleh Ratu Isabella, dan jika misi pelayaran tersebut berhasil akan ada hadiah untuk Columbus.
Columbus dan rombongannya berangkat menuju ke barat pada 3 Agustus 1492 dan optimis mendapat daerah baru di wilayah timur.  Pada  September kapal Columbus mengalami kerusakan saat mengarungi Samudra Atlantik. Sebulan lebih berlayar akhirnya Columbus sampai di pantai dekat Kepulauan Bahama. Columbus mengira telah sampai di Tanah Hindia dan menamakan penduduk setempat Suku Indian. Tempat mendarat Columbus tersebut dinamakan San Salvador. Pelayaran dilanjutkan dan pendaratan di wilayah Haiti.
Pada 1493 Columbus dengan perasaan puas telah menemukan daerah baru akhirnya kembali ke Spanyol dan melapor kepada Ratu Isabella. Columbus dan rombongannya mendapat sambutan meriah oleh rakyat Spanyol. Keberhasilan mendarat di wilayah Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai penemu daerah baru yang sekarang dikenal Benua Amerika.
2)  Ferdinand Magelhaens
Keberhasilan pelayaran Columbus mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan pelayaran ke daerah timur yang terdapat rempah-rempah. Sebuah pelayaran yang dipimpin oleh Magellan/Magelhaens, dan juga oleh seorang kapten kapal bernama Sebastian del Cano.  Magellan mengambil jalur mirip yang dilayari Columbus dan mendarat di ujung selatan benua Amerika. Melalui Selat Magellan, Magellan meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik. Setelah tiga bulan lebih berlayar Magellan dan rombongan mendarat di Pulau Guam pada Maret 1521. Sebulan kemudian Magellan berhasil mendarat di Pulau Massava yang kemudian dikenal Filiphina. Magellan menyatakan daerah Filiphina menjadi koloni negara Spanyol.
Kedatangan Magellan dan rombongannya ditentang penduduk setempat dan terjadilah pertempuran antara kedua pihak. Rombongan Magellan terdesak dan akhirnya mundur meninggalkan Filiphina. Magellan tewas terbunuh dalam pertempuran tersebut dan pelayaran selanjutnya dipimpin oleh del Cano. Pada tahun 1521 itu juga rombongan del Cano mendarat di Kepulauan Maluku yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah. Akhirnya kapal-kapal rombongan del Cano dipenuhi dengan rempah-rempah.  Tujuan pelayaran selanjutnya adalah kembali ke Spanyol dengan jalur pelayaran ke arah barat melewati Tanjung Harapan, Afrika Selatan.
3)  Fransisco Pizaro
Pada tahun 1532, Fransisco Pizaro tiba di Peru, Amerika Selatan. Ia menemukan kebudayaan Inca (Indian) yang mengagumkan. Benda-benda budaya Inca terbuat dari emas. Dalam penjelajahannya di Amerika Selatan, Pizaro juga melakukan perampasan dan pembunuhan terhadap orang-orang Inca.
4)  Ferdinand Costez
Pada tahun 1521 Cortez tiba di Meksiko. Ia menaklukkan kerajaan Aztec. Kerajaan Aztec adalah kerajaan Suku Bangsa Indian. Raja Aztec pada waktu itu adalah Kaisar Montezuma . dalam penaklukkannya itu Ferdinand Cortez menghancurkan dan membinasakan bangsa Aztec yang terkenal memiliki hasil kebudayaan yang tinggi.
b.  Portugis
1)  Bartholomeuz Diaz
Bartholomeuz Diaz adalah pelaut Portugis. Ia mendapat tugas untuk memetakan pantai Afrika dan mencari jalan laut ke Hindia dalam usaha negaranya mencari daerah penghasil rempah-rempah. Dalam usahanya mencari jalan pelayaran ke daeraha penghasil rempah-rempah itu, Bartolomeuz Diaz melakukan pelayaran menjelejahi samudera menyusuri pantai barat Afrika menuju ke selatan.
Pada tahun 1489,ia sampai di ujung selatan Benua Afrika. Tetapi karena kencangnya angin topan di derah itu, kapal yang ditumpanginya terdampar. Untuk mengenang pelayarannya, daerah itu diberi nama Tanjung Topan (1486-1487). Oleh Raja Johan II, nama itu kemudian diubah menjadi Tanjung Harapan.


2)  Vasco da Gama
Pada 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan mengikuti jalur pelayaran yang pernah ditempuh Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama singgah di Tanjung Harapan dan melanjutkan pelayarannya menyusuri pantai timur Afrika. Setelah memasuki Samudra Hindia akhirnya sampailah di daerah Kalikut dan Goa di pantai barat India pada 1498.
Rombongan Vasco da Gama telah menyiapkan patok batu (padrao) yang akan dipasang di daerah yang disinggahinya. Patok tersebut sebagai tanda bahwa daerah yang ditemukan itu milik Portugis. Vasco da Gama berhasil mendirikan kantor dagang di Goa yang dilengkapi dengan benteng. Vasco da Gama diangkat oleh Raja Manuel I sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintahan Portugis karena sukses dalam ekspedisi pelayarannya.
3)  Alfonso de Albuquerque
Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari bahwa India bukan daerah penghasil rempah-rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka merupakan kota pusat perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu dipersiapkan armada yang digunakan untuk melanjutkan pelayaran dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Armada Alfonso de Albuquerque telah berada di wilayah Malaka tahun 1511 dan berhasil menguasainya.
Bangsa Portugis semakin dekat dengan daerah asal penghasil rempah-rempah di Kepulauan Nusantara, khususnya di Kepulauan Maluku. Dengan dikuasainya Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 telah menyebabkan perdagangan orang-orang islam menjadi terdesak. Para pedagang islam tidak bisa berdagang di kawasan Malaka karena Portugis melakukan monopoli perdagangan. Hal tersebut mendapat protes dan perlawanan dari berbagai pihak terutama bangsa Indonesia.
c.  Belanda
Para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan dari orang-orang Spanyol dan Portugis yang telah menemukan daerah baru dan juga daerah penghasil rempah-rempah. Tahun 1594 pelaut Belanda, Barents mencoba melakukan pelayaran ke daerah timur atau Tanah Hindia dengan melalui daerah kutub utara. Namun pelayaran tersebut gagal karena kapal Barents terjepit es mengingat kutub utara sedang membeku. Usaha Barents untuk kembali ke negerinya gagal karena ia meninggal di perjalanan.
Pada tahun 1595 pelaut Belanda, Cornelis de Houtman dan Piter Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini menggunakan 4 kapal serta 249 awak kapal dalam pelayarannya mencari Tanah Hindia. Karena Cornelis de Houtman mengambil jalur yang biasa dilalui orang-orang Portugis maka pada tahun 1596 ia dan rombongan berhasil mendarat di Banten. Tujuan utama Cornelis de Houtman adalah untuk berdagang, sehingga kedatangannya disambut baik oleh Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir yang pada saat itu memimpin pemerintahan di Banten. Namun setelah mengetahui bahwa Banten memiliki pelabuhan yang strategis dan adanya hasil tanaman rempah-rempah di daerah tersebut, Cornelis de Houtman berambisi melakukan monopoli perdagangan di Banten. Akibat kesombongan Cornelis de Houtman dan kekasaran orang-orang Belanda di Banten maka penduduk Banten mulai membenci dan mengusir rombongan Cornelis de Houtman. Akhirnya Armada Cornelis de Houtman meninggalkan Banten dan kembali ke Belanda
Pelayaran dalam pencarian Tanah Hindia juga dilakukan oleh rombongan van Heemskerck. Pada tahun 1598 armada van Heemskerck berhasil mendarat di Banten. Dengan sikap bersahabat rombongan van Heemskerck, kedatangannya dapat diterima oleh penduduk Banten. Aktivitas perdagangan juga berjalan normal. Van Heemskerck melanjutkan pelayaran ke Kepulauan Maluku dan singgah di Tuban. Di bawah pimpinan Jacob van Neck, mereka sampai di Maluku pada tahun 1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini diterima baik oleh rakyat Maluku. Orang-orang Belanda juga mendapat keuntungan berlipat karena pada saat kedatangannya, Maluku sedang konflik dengan orang-orang Portugis. Sehingga banyak kapal-kapal dagang yang berlayar menuju Maluku.
d.  Inggris
Keberhasilan Portugis menemukan Maluku sebagai penghasil rempah-rempah mengakibatkan wilayah perdagangan semakin luas. Kota Lisabon juga menjadi pusat perdagangan rempah-rempah terbesar di Eropa Barat. Dalam hal ini Inggris mendapatkan keuntungan karena mendapatkan rempah-rempah secara bebas dengan harga relatif murah. Namun karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon. Akibatnya Inggris berusaha mencari sendiri rempah-rempah di daerah penghasil rempah-rempah.
Orang-orang Ingris berhasil sampai di India pada tahun 1600. Inggris juga berhasil memperkuat kedudukannya di India dengan membentuk kongsi dagang yang bernama East India Company (EIC). Dari India pedagang Inggris berlayar kea rah timur menuju Kepulauan Nusantara dan meramaikan perdagangan rempah-rempah. Bahkan pada tahun 1811 Inggris berhasil mengendalikan kekuasaan di Nusantara.

3.  VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie)
a.  Lahirnya VOC
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa tujuan kedatangan orang-orang Eropa ke dunia timur antara lain untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan. Tuuan tersebut muncul setelah ditemukannya daerah penghasil rempah-rempah di Kepulauan Nusantara. Berita keuntungan dari perdagangan rempah-rempah cepat tersebar luas sehingga banyak orang-orang Eropa yang tertarik ke Nusantara. Mereka saling berinteraksi dan bersaing mendapatkan keuntungan. Persaingan tidak hanya melibatkan perseorangan tetapi kongsi-kongsi dagang dari negara, seperti Inggris yang telah membentuk kongsi dagang EIC di Kalkuta, India pada tahun 1600.
Persaingan tidak hanya melibatkan beda negara, namun juga beberapa kelompok dari suatu negara. Seperti halnya Belanda, memiliki banyak perusahaan-perusahaan dagang yang masing-masing berebut keuntungan dan memenangkan kelompoknya. Untuk mengatasi masalah tersebut Parlemen Belanda pada 1598 mengusulkan antar kongsi dagang Belanda membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar . akhirnya pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah kongsi dagang Belanda yang bernama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
VOC memiliki beberapa hak istimewa (hak octroi) dan kewenangan diantaranya adalah:
1)  Melakukan monopoli perdagangan
2)  Membentuk angkatan perang sendiri
3)  Melakukan peperangan
4)  Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
5)  Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
6)  Mengangkat pegawai sendiri
7)  Memerintah di negeri jajahan
Dengan memiliki hak untuk membuat angkatan perang sendiri dan boleh melakukan peperangan menyebabkan VOC cenderung lebih ekspansif.  VOC berusaha memperluas daerah-daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan memonopolinya. Pada tahun 1605 sebagai awal ekspansinya VOC berhasil mengusir Portugis dari Ambon.  Wilayah Ambon dapat dikuasai VOC.
Pada tahun 1610 pemerintah Belanda menciptakan jabatan baru dalam VOC, yaitu jabatan gubernur jenderal. Gubernur jenderal merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan kekuasaan di negeri jajahan VOC. Gubernur Jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Tugas Pieter Both diantaranya adalah menata organisasi kongsi dagang ini sebaik-baiknya agar mendapatkan monopoli perdagangan yang diharapkan. Pos perdagangan pertama kali didirikan di Banten pada tahun 1610. Pada tahun itu juga Pieter Both meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda Kelapamenjadi kota dagang yang sangat ramai perdagangannya. Kemudian Pieter Both mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, Pangeran Wijayakrama, untuk pembelian tanah yang berguna untuk daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa. Tanah tersebut juga merupakan cikal bakal Kota Batavia.
b.  Kejayaan VOC
Tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst (16141615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan Gubernur Jenderal Laurens Reael (1615-1619).  Laurens Reael berhasil membangun Gedung Mauritius di tepi Sungai Ciliwung.
Pada awalnya orangorang Belanda yang tergabung dalam VOC bersikap baik dengan rakyat pribumi. Hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara berjalan lancar.  Pangeran Wijayakrama juga mengizinkan gedung-gedung dibangun untuk kepentingan VOC. Namun setelah berjalan beberapa waktu kebaikan rakyat pribumi dimanfaatkan VOC untuk memperkuat kedudukannya di Nusantara. Orang-orang Belanda mulai bersikap sombong dan melakukan kekerasan dan pemaksaan terhadap rakyat pribumi. Hal ini menimbulkan kebencian rakyat. Hingga pada akhirnya VOC diusir dari Jayakarta oleh Sultan Banten yang dibantu tentara Inggris dibawah Laksamana Thomas Dale. Selanjutnya Jayakarta dikendalikan sepenuhnya oleh Kesultanan Banten.
Laurens Reael digantikan oleh Gubernur Jenderal Jean Pieterzoon Coen (J. P. Coen). Tidak mau dipermalukan oleh pasukan Banten, J. P. Coen mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta, armada angkatan laut dengan 18 kapal perangnya berhasil mengepung Jayakarta. Dalam waktu singkat Jayakarta berhasil dihancurkan dan diduduki VOC pada 30 Mei 1619. Tanah Jayakarta dibangun kota baru dengan gaya bangunan Belanda. Kota tersebut dinamakan Batavia sebagai pengganti Jayakarta.
 Dibawah kendali J. P. Coen, VOC semakin mengeksploitasi secara besar-besaran kekayaan bumi Nusantara. Cara-cara VOC untuk mengeksploitasi kekayaan bumi adalah sebagai berikut:
1)  Merebut pasaran produksi pertanian dan melakukan monopoli.
2)  Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian.
3)  VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis.
4)  VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara, terutama menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli.
5)  Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi/diperalat.

Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan di Nusantara, pada tahun 1623 J.P. Coen kembali ke negari Belanda. Ia menyerahkan kekuasaannya kepada Pieter de Carpentier. Tetapi oleh pimpinan VOC di Belanda, J.P. Coen diminta kembali ke Batavia. Akhirnya pada tahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan diangkat kembali sebagai Gubernur Jenderal untuk jabatan yang kedua kalinya. Pada masa jabatan yang kedua inilah terjadi serangan tentara Mataram di bawah Sultan Agung ke Batavia. Batavia senantiasa memiliki posisi yang strategis bagi VOC. Semua kebijakan dan tindakan VOC di kawasan Asia dikendalikan dari markas besar VOC di Batavia. Di samping itu Batavia juga terletak pada persimpangan atau menjadi penghubung jalur perdagangan internasional. Batavia menghubungkan perdagangan di Nusantara bagian barat dengan Malaka, India, kemudian juga menghubungkan dengan Nusantara bagian timur. Apalagi Nusantara bagian timur ini menjadi daerah penghasil rempah-rempah yang utama, maka posisi Batavia yang berada di tengah-tengah itu menjadi semakin strategis dalam perdagangan rempah-rempah.
Batavia menjadi penghubung jalur perdagangan internasional, yaitu Malaka, India dan daerah timur seperti Maluku. VOC semakin berambisi menguasai Nusantara yang kaya hasil bumi rempah-rempah. Tindakan interensi politik terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dan monopoli perdagangan terus dilakukan. Untuk memperkokoh kedudukannya di Indonesia bagian barat dan memperluas pengaruhnya di Sumatra, VOC berhasil menguasai Malaka setelah mengalahkan Portugis pada tahun 1641. VOC juga meluaskan pengaruhnya ke Aceh, Kerajaan Makassar, Kalimantan Selatan, sebelumnya pada tahun 1605 VOC juga berhasil mengusir Portugis dari Ambon. VOC menjadi Berjaya setelah melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku. Untuk mengendalikan pelaksanaan monopoli di kawasan ini dilaksanakan Pelayaran Hongi.
Pengaruh dan kekuasaan VOC semakin meluas. Armada VOC diperkuat untuk memperkuat kebijakan monopoli di setiap daerah yang strategis. Benteng-benteng pertahanan dibangun, seperti benteng Doorstede di Saparua, benteng Nasau di Banda, benteng Victoria di Ambon, benteng Oranye di Ternate, dan benteng Rotterdam di Makassar. Kekuasaan VOC telah meluas sampai ke Irian/Papua. Willem Janz dan armadanya adalah orang Belanda pertama kali yang sampai ke Irian. Pada tahun 1667 pulau-pulau yang termasuk wilayah Irian yang semula dibawah kekuasaan Kerajaan Tidore telah jatuh menjadi kekuasaan VOC. Dengan demikian daerah pengaruh dan kekuasaan VOC sudah meluas di seluruh Nusantara.

c.   Kebangkrutan VOC
Pada abad ke-17 hingga abad ke-18 VOC mengalami puncak kejayaan. Penguasa daerah dan kerajaan-kerajaan lokal berhasil dipengaruhi dan telah menjadi bawahannya. Jalur perdagangan yang dikendalikan VOC menyebar luas membentang dari Amsterdam, Tanjung Harapan India hingga Irian. Keuntungan yang didapat VOC melimpah. Namun dibalik kejayaan tersebut terdapat persoalan-persoalan yang mulai bermunculan. Semakin banyak daerah yang dikuasai maka pengawasan juga semakin sulit. Kota Batavia sebagai pusat kendali perdagangan semakin ramai dan padat penduduk yang tidak jarang menimbulkan permasalahan sosial.
Pada tahun 1749 terjadi perubahan dalam lembaga kepengurusan VOC. Tanggal 27 Maret 1749 parlemen Belanda menetapkan Raja Willem IV sebagai penguasa tertinggi VOC.  Sehingga VOC sepenuhnya merupakan tanggung jawab raja. Pengurus VOC mulai akrab dengan pemerintah Belanda dan mulai tidak memikirkan memajukan usaha perdagangannya, tetapi berpikir untukmemperkaya diri. Hal ini menyebabkan keuntungan yang didapat VOC semakin merosot dan pada tahun 1673 tercatat VOC tidak mampu membayar deviden. Kas VOC juga semakin merosot tajam karena serangkaian perang yang telah dilakukan VOC. Beban hutang VOC akibat kekosongan kas juga semakin menumpuk. Selain itu para pejabat VOC juga semakin feudal. Hidup dengan gaya berfoya-foya dan menghabiskan hartanya. Hal ini sudah dipastikan akan menambah beban anggaran yang dikeluarkan. Hingga pada akhirnya VOC mengalami kebangkrutan.
Dalam kondisi bangkrut VOC tidak dapat berbuat banyak. Pemerintah Belanda menganggap keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang berjalan di negeri jajahan tidak dapat dilanjutkan lagi. Oleh karena itu pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Semua hutang piutang VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda. Pada waktu itu Gubernur Jenderal VOC yang terakhir, van Overstraten masih harus bertanggung jawab tentang keadaan Hindia Belanda. Ia bertugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris.

No comments:

Post a Comment

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN HIPERTENSI

  DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN   Tanggal pengkajian      : 20 November 2023 Diagnosa                     : Hipertensi Pengkaji...